oleh

Indonesia Serukan Kembali Diplomasi Multilateral untuk Nuklir Iran

AUSTRIA (Simpony) – Indonesia meminta AS untuk kembali ke meja perundingan guna menyelesaikan isu nuklir Iran sesuai dengan komitmen yg tertuang dalam Joint Comprehensive Plan Action (JCPOA) serta meminta AS dan Iran bekerja sama dengan IAEA untuk memenuhi kewajibannya dalam JCPOA.

Demikian disampaikan Duta Besar (Dubes) atau Wakil Atase Pertahanan (Watap) RI untuk Austria dan PBB, Dr. Darmansjah Djumala, dalam Pertemuan Dewan Gubernur (Board of Governors/BoG) Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) di Wina, Austria, Kamis (4/3/2021) yang dihadiri oleh seluruh anggota IAEA.

Dalam pertemuan tersebut, Dubes Djumala menyampaikan keprihatinan atas penarikan diri AS dari JCPOA dan penerapan kembali sanksi unilateral kepada Iran. “Dalam kesempatan ini, Indonesia juga menyambut baik sinyal positif dari Pemerintah AS untuk kembali terlibat melalui forum multilateral dalam isu ini,” ujar Dubes Djumala dalam keterangan tertulisnya.

Lanjutnya, sejalan dengan seruan Indonesia, Delegasi AS dalam pertemuan juga telah memperlihatkan indikasi bahwa pemerintahan baru AS bersedia untuk menggunakan jalur diplomasi multilateral untuk berdialog dengan Iran dan kembali ke meja perundingan JCPOA. “Sinyalemen AS ini mendapat sambutan positif dari banyak negara anggota IAEA,” tambahnya.

Kepada Iran, secara tegas, Dubes Djumala menyatakan keprihatinan atas sikap Iran untuk menghentikan implementasi langkah-langkah transparansi sukarela kepada IAEA bulan Februari lalu.

Namun Indonesia juga mencatat perkembangan positif berupa kesepahaman teknis bilateral antara IAEA dan Iran yang memungkinkan IAEA dapat melanjutkan misi pelaksanaan verifikasi, serta pengawasan atas program nuklir Iran yang diperlukan selama 3 bulan ke depan. Indonesia meminta persoalan ini dapat segera diselesaikan dalam waktu dekat.

“Bagi Indonesia, kesepakatan JCPOA tetap merupakan elemen esensial dalam arsitektur keamanan dunia yang keberlangsungannya harus dijaga oleh semua pihak, dan jalur diplomasi multilateral merupakan jalan terbaik untuk menyelesaikan isu nuklir Iran,” terang Djumala.

Selain isu nuklir Iran, dalam Pertemuan Dewan Gubernur IAEA ini, Indonesia juga menyampaikan sejumlah posisi dan kepentingan nasional terkait keselamatan dan aplikasi teknologi nuklir.

Pertemuan Dewan Gubernur IAEA yang diselenggarakan 1-5 Maret 2021 merupakan forum bagi negara anggota IAEA untuk mendiskusikan sejumlah isu terkait tenaga/energi nuklir. (kps)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed